Gerimis Hati

1 komentar
Entah sudah yang keberapa ribu kali
aku berjalan dibawah gerimis yang menyembunyikan
tangis dan air mataku
entah sudah berapa ribu tetes air
yang jatuh dan membasahi seluruh tubuhku
entah berapa derainya yang menderas...
kuyup aku...
sepi...dimanakah aku?
sendiri....
entah siapa yang peduli
namun aku tahu.....hanya hujan yang menemani..

Hujan Berbisik Pada Angin

0 komentar
Hujan berbisik pada angin..
Tentang sebuah makna yang tersirat
Dari sepotong hati yang terluka
Hujan yang lelah
Membasahi seluruh kehidupan
Sementara ia kian mengering, kerontang

Angin merayu sang hujan
‘jangan merapuh’
Basahmu masih sangat dirindu

Tapi hujan tetap tak bergeming
Seluruh tubuhnya mengering
Kemudian layu……

Seandainya


Seandainya kau ada waktu...
Duduklah disini di dekatku Kita berbincang tentang apapun itu
Mungkin tentang sesuatu
Yang entahlah..aku tak tahu..

.
Seandainya kau ada waktu...
Biarkan aku Melepas letih dan keluh
Bersamamu....

Tentangmu

0 komentar
Aku merindukanmu...
Seperti tanah yang selalu merindukan datangnya hujan
Seperti bulan yang takkan bersinar tanpa matahari....

Aku mencintaimu
Hingga tiba saatnya tanah itu tak lagi
merindukan sang hujan d
atang...
Hingga bulan itu tak lagi membutuhkan mentari

Selama itu pula aku akan selalu membutuhkan dan mencintaimu.......

Luka Itu

0 komentar
LuKa ItU..
AdA bUkAn KaReNa UcApAnMu..
TaPi KaReNa DiAmMu

LuKa ItU..
MeNgAnGa KaReNa KeHiLaNgAnMu..
SeBaB tIaDaMu

DaN LuKa ItU..
TaK bErArTi Ku MeMbEnCiMU..
JuStRu SeBaB kUtErLaLu
MeNcInTaImU..
SeMeNtArA kAu MeMbIsU
DaN LaNtAs BeRlAlU...

AkU tErLuKa..
NaMuN tEtAp KuMeNcInTa
HaNyA kAmU sAjA...

Kumpulan Puisi

Teras Rumah Sakit

mungkin kau memang sungguh-sungguh
berniat tuk menjauhiku
biarlah..
tapi setidaknya
beri aku sebuah pertemuan
sebelum akhirnya kita..
saling berucap salam yang berisi perpisahan

maka disinilah aku
termenung diruang tunggu
gawat darurat..lima lebih satu
nantikan tiba senyummu
sesuai janji kita saat itu...

seusai tiga puluh delapan menit, ku termangu..
kaupun memanggil dan menanyakan dimana aku?
ternyata, tempat kita berbeda !
kupun mencarimu..begitu pula dengan kau..
ternyata masih berbeda..masih tak jumpa
seusai saling lelah mencari , kita pun sua...

akhirnya sepanjang langkah saling bercerita
berputar-putar duduk bersandar, pada akhirnya
di sebuah teras..hanya kita berdua...

----------------------------------------------------------

melangkahi malam berjalan berdua
susuri tepian-tepian jalan raya
sambil terus saling bercerita
tentang semua..tentang segala...

semakin ku mengenalnya
semakin inginku menjadi berarti baginya
entah itu mimpi, atau apa...
ku tak ingin beranjak pergi, darinya....
sampai suatu saat, janji kita tiba..
kelak kita kan tumbuh tua bersama..
......semoga......

-----------------------------------------------------------

bicarakan tentang hari ini
berlama-lama denganmu
ini yang kunantikan
semenjak pagi..saat panas mulai menanjak
kisah dan cerita mengalir ramah
tanpa banyak jeda
tanpa perlu terarah

puluhan...ratusan...entah bahkan ribuan..
kata yang telah saling berlompatan,
berebut berusaha untuk keluar
dan terucapkan...

untuk sesaat..
hilang seluruh penat
damai dalam tiap kalimat
yang kau ucap !

dan akhirnya,
kematian kecil itupun tiba...
ya..sebuah perpisahan
hal yang paling kubenci
ketika sedang berbicara denganmu

lalu kupergi mandi
setelah itu sepi....
sadari...
semua pergi....
sedari tadi

------------------------------------------------------------

Terima kasih

...untuk banyak hal...
...untuk segala kisah...
...untuk rambut yang tergerai...
...untuk lagu-lagumu....
...untuk tutur katamu...
...untuk waktumu....
Terucap olehku....

Terima kasih.......

-------------------------------------------------------------

Mengapa

mengapa kau tinggalkan aku
disaat aku dan kamu sedang berada
di garis temu antara nyata dan semu
mengapa ?
mengapa aku harus menyayangimu ?
aku tahu !
itu karena kau memang berarti untukku...

--------------------------------------------------------------

Lama sekali...
lama...
sejak terakhir kali kujumpai matamu
ponimu...tawamu...
kuhirup dalam-dalam semerbak tubuhmu
disela percakapan senja dan malam
hmmmm.....
wangi yang semenjak berwaktu-waktu lalu
kurindukan selalu
kau...
kau tepat dihadapanku
duduk disisiku
menghadang senja hanya berdua....

-------------------------------------------------------------

Teras..
hujan...
senja....
dingin.....
tapi,
hangat...
senyum...
tiada...hanya..
kau
aku
saling
tatap

------------------------------------------------------------------

Sudah Pukul 10 Malam

aku tak ingin kau pulang terlalu malam
padahal di teras ini
waktu tak ikut berputar layaknya diluar sana
di dunia hampa, disini tidak !
tak ada yang hampa bila..
berada disekitarnya
kaukukaukukaukukaukukau
berdua saja berdua kata
beringsut perlahan
kau dan aku susuri permadani aspal basah
dibawah terik lampu jalanan
sisa titik air masih menggantung
di ujung pucuk daun-daun di atas kepala
temani langkah kita
tiba dititik pisah
sampai nanti.....
teman hati...

lalu...
kembali...
sepi...

-------------------------------------------------------------------

Harap Maklum

..bila aku, kurang pandai dan elok dalam menulis
apalagi bila harus menuliskan tentang semua rasa untukmu !
karena...
duniaku hanya penuh dengan gambar dan khayalan
yang bercampur aduk dengan kenyataan...
anehnya, entah kenapa..
aku begitu ingin menuliskan semua
yang tak mampu kusampaikan padamu,
walaupun aku sama sekali tidak canggih dalam urusan merangkai kata
jadi...harap maklum !!

---------------------------------------------------------------------

Kau Nampak Menjauh

seperti halnya, matahari yang mulai beranjak
meninggalkanku dalam temaramnya senja
redup...redup..untuk kemudian berganti malam
akankah esok pagi, kau datang tuk bersinar lagi?
isi hariku dengan semburat sinar
yang membangunkanku dari mimpi-mimpi kosong ini..
ataukah mungkin pagi nanti
kau begitu enggan tuk menyala dan terjaga di dekatku
apapun itu...
aku tetap harus menerima dan menjalani semua
seorang diri
nampaknya.....

---------------------------------------------------------------------


DITITIK MANAKAH KITA BERADA

Kalau saja waktu bisa diputar balik,
dan bumi bisa dilipat....
tentu kita bisa bertemu sejak lama....

tapi ternyata lingkaran senantiasa bertemu dalam satu titik
dan kita pun bertemu...
seperti sebuah lingkaran,
pertemuan kita tidak pernah berada dalam titik yang sama
selalu berpindah, namun jaraknya tetap sama....

Pertemuan kita seperti gelombang lautan,
kadang surut, dan kandang naik
namun itu yang membuat segalanya tampak indah....
penuh tantangan,
penuh kelokan,
penuh dugaan.......

Antara tawa dan tangis tak lagi berbatas...
antara senyum dan kerutan tak lagi terpisah...
seperti titik embun menemu lautan.....
lenyap namun dia tetap ada.....
------------------------------------------------------------------------------

MENTARI
telah kuikhlaskan
mentari pergi dari jiwaku
walau pernah ada suatu saat'
ketika perih itu datang
rasa dicampakkan..
ketika tunas mulai mengakar kuat

namun kusadari,
mentari bukan milikku
ia milik semesta
akan pergi ketika tiba saatnya

dan berharap....
mentari lain akan menyinariku kembali


RINDUKU
rinduku,
adalah seranting kayu
yang ditumpuk menjadi
seikat keinginan
tuk segera
memandang ke dalam
kelopak matamu..



KUPU-KUPU
seekor kupu-kupu
patah sayap...
menangis sepi
diujung dahan

seekor kupu-kupu
tak kuasa pergi
dengan luka diri
terbunuh sepi...

ingin ia terbang kembali
dengan sisa-sisa harga diri
mengepakkan sayap patahnya
semoga tak tambah luka...


PERAHUKU
perahuku meliuk
arungi waktu'
alunan gemericik damai
tersirat di setiap
gelombang kehadiranmu..
akankah perahuku
membentur batu?
sambil tak peduli,
perahuku terus meluncur
nikmati indahnya
senandung hari...


SUNYI
mestinya sunyi itu keheningan
yang pekat
kosong tanpa suara
tapi kerinduan akan
orang-orang yang terkasih
adalah sunyi
yang gemerisik pada helai daun,
tanah dan udara...

Banyak rindu untukmu !


SEKUNTUM MATAHARI SENJA INI

kususuri selintas mimpi
kunikmati separuh senja
kupetikkan sekuntum matahari
untukmu...
yang kutitipkan seutas hati...
disekujur indahmu..


KERINDUAN

kujejakkan jemari hari
di atas batu kali
sambil coba nikmati..
sebuah kerinduan hati...


KAU

detik demi menit
berputar dengan cepat
tanpa pernah kita sadari,
tiba-tiba,
esok hari telah disini
sementara..
aku masih disini
dalam sebuah penantian
bilakah kau kembali?


AIRMATA
segenggam air mata sunyi
kuteteskan perlahan
sementara kau terus
percikkan riak-riak ketenangan
yang tak terperi
dalam labirin otak sepi ini...
hari ini
dan selalu,
dalam hati,abadi
dekap tanganmu di awan
nurani hati nurani


HIDUP

hidup tak selalu terasa manis
seperti seporsi es krim...

hidup kadang pahit,
kadang keras,
kadang perih,

namun disela-selanya
kutitipkan asa
sebuah impian
akan kebahagiaan

hidup tak selalu terasa lezat
bagai gigitan apel
yang habis sepotong demi sepotong

kadang ada airmata,
kadang ada isak tangis,
dan keluh kesah..

namun diantaranya
kutitipkan harapan
menggapai sebuah senyuman
menjalani hari demi hari

BUNDA

bunda..
janganlah kau menangis
biarkan hidup terus mengalir
nanti kan datang saatnya
ketika kebahagiaan menjadi milikmu
milik kita....

bunda...
hapus airmatamu
jangan tangisi seseorang
yang takkan pernah ada untukmu

bunda..
teruslah berjuang
demi kita
demi hidup kita...



HUJAN

Hujan menetes
masuk di sela-sela jendela hatiku
dinginnya menyusup
hatiku jadi beku

aku mencintai hujan
walau ia telah membawa pergi
sebagian hatiku
menyisakan potongan
yang tak pernah jadi sempurna...

hujan
tik..tik..
menetes
tik..tik..tik...
menderas
tik..tik..tik..tik...
kemana aku harus berteduh?
akhirnya kunikmati saja ia
dengan sisa-sisa hati yang ada......

KAU ADALAH

kau adalah rumah
yang dinding-dindingnya kupakai berlindung
kala lemah

kau adalah rumah
yang atapnya menjadi tempatku bernaung
saat lelah

kau adalah rumah
yang pintunya membebaskan aku
untuk melangkah masuk atau keluar

kau adalah rumah
yang setiap ruangannya memberikan kehangatan
yang jendelanya merupakan mata hatiku
yang tamannya memberikan kesegaran harum bunga


yang keseluruhannya membuatku bahagia....


Diam Tercekam

Gelap menggantung sehitam
bayangan hariku kelam
siangku muram dan terdiam
sepintas..tampak bagai makam...
senjapun terlarut bungkam
lalu malam.....
( 24 juni 2005)

------------------------------------------------------------------------
Rindu Rindang Pepohon

sejauh tatap bersauh
senafas damai terhirup
selangit awan berarak
secerah hari tersenyum
sebentang hijau menghampar
serindang teduh pepohon
semayam rinduku biru......
(26 juni 2005)

-----------------------------------------------------------------------
Sempurna adanya

kadang sesuatu tampak lebih indah
ketika ia berada tidak pada tempatnya
sebuah ketidaksempurnaan
adalah sempurna
karena itulah adanya...

----------------------------------------------------------------------
dari dalam sini
kau dapat melihat matahari
sebentuk hati
serumpun ilalang, mirip padi...
serta bulan sabit menari-nari...

---------------------------------------------------------------------
kutempuh jarak bermil-mil
tuk menghampirimu
dan tersadar bahwa..
aku selalu membutuhkanmu
disekitar nafasku.........

--------------------------------------------------------------------

lagi, hujan iringi sepi
janji tuk jumpa hari ini
puluhan menit menanti
masih tak kunjung disini..

gila..berwaktu-waktu
tidak kunjung bertemu..
sampai ini minggu
kau baru mau...
kusangat..sangat merindu !

---------------------------------------------------------------------

berada dalam sebuah penantian..
adalah hal yang cukup menyebalkan bagi sebagian orang
tapi..bukankah kita semua
terlahir dari sebuah rahim penantian?
setelah kita beramai ramai dikirim menuju hangatnya ibu
kemudian saling berebutan menanjak masuk
hingga akhirnya hanya satu yang akan bersemayam di dalam
lalu selama 9 bulan lebih...kita hanya bisa diam dalam penantian
sekali dua kali kita menendang-nendang perlahan
hanya untuk menandakan bahwa kita ada....
hingga tiba waktunya..
terlahir ke dunia..
dunia yang sesak akan penantian2
penantian datangnya kehancuran....

----------------------------------------------------------------------------

sudah berminggu-minggu
tidak bertemu ibu
hati mereka rindu..
kemana ibu?

ini hari ibu kembali
bawa senyum berseri-seri
mereka senang setengah mati
jejingkrakan tak terkendali

namun tak lama mereka tertawa
ibu pergi di malam kedua
memang sebentar tidaklah lama..
tapi mengiris hati mereka...



PUISI HUJAN 1

Hujan tak mampu mengusir bayangmu
yang kian melekat bagai jelaga di dinding hatiku
mengusik ketentraman
menghempas aku dalam penat berkepanjangan
kugapai namun tak kuasa
entah dimana hatimu kini
masihkan menjadi milikku
atau telah mengabur meninggalkan bayang maya

PUISI HUJAN 2

Kulihat kau tersenyum pada mendung
entah apa yang kau lihat disana
mungkin aku
mungkin pula hanya bayang kelabu
yang tak bermakna
tersenyumlah,terus tersenyum
agar dapat kunikmati dari sela derai air ini
yang entah hujan atau kah air mata

PUISI HUJAN 3

mendung pasti berlalu
menyingkap tabir dan mengurai kebimbangan
tegarlah,
akan kau temui aku disela sela
embun yang membasah
mengintip kedalaman hatimu
mendung kan berganti embun
menyiratkan harapan
teruslah tersenyum
padaku
pada asa yang kian meraja

SENJA ITU
Senja menggantung pilu
tertutup kabut yang kian menebal
menyaksikan asa yang pernah tercipta
kini tercerabut dari akarnya
terpanen saat belum tiba masanya
namun senja tetap tersenyum
kepada sang pencintahujan
yang tegak menentang badai.....

BIRU
Tintamu membiru padaku
semestinya kembali ditanganmu
tapi cuma birunya tinta ini
yang hiburku penuh semu
ketika rindu membatu...


KOTAMU


Aku datang Ke kotamu
Dengan setangkup harap
Dapat menemukan sosokmu
Ditengah keramaian
Di sudut-sudut jalan
Ditepian hening malam

Setiap teriakan yang kudengar
Membuatku menoleh
Setiap lalu lalang orang
Memaksaku mengingatmu
Dan setiap sosok yang kulihat
Kuharap itu kamu....

Aku datang ke kotamu
Kota yang ternyata
Menggoreskan perih
Karena aku tahu
Aku tak akan menemukanmu disana...............


JUST FOR YOU

0 komentar
I can't stay now and just wait how my hands then grow so impatient
Many things I've got to do now for the first raise of the morning.

Though she dream in peaceful slumber, sleep to me just doesn't come
When she wakes I'll try to tell her everything I have to say.

And the night so dark inside me makes me finally understand:
With the love that she has given, she can light the sky forever.

It's the way she gives so freely, it's the way she takes my hands.
I'll just ask the sun shine brightly got to see her smile again.

Then I'll sing the song I've written and I'll make the whole world listen
In a silence just for you, like no one has ever heard.

And I'll wake up all the lovers and I'll keep them there for hours
And we'll do the things we wanted the way that lovers do.

Then we'll run into the streets and we'll start to dance like crazy
Cos she wants only to feel joy in the love she gives and needs.


And we'll take it as some colors and we'll paint the street and building,
Rainbow color everyone those she wants, colors to sing,

And we'll play full-filled with flowers, make the street alive with spring,
Make a place where lovers go, fly the way like lovers know.

Then we'll fly into the sky and we'll choose with two star
And our star return the hole world,the love we have, we are.

The love we share is sweet the love we know is real,
That love is not the dream but last the life than long.

Because you love and mine be give without dreaming all we need,
And the love that we have given returns to us to win.

Cos your love for me is not beginning and the end,
Your love and mine, this love, for me, forever...
You love for me forever...

Izinkan Aku...

MUNGKIN AKU TAK BISA MEMILIKIMU UNTUK SELAMANYA...

TAPI BIARKANLAH AKU MEMILIKIMU WALAU HANYA SEHARI SAJA....

IZINKAN AKU MENCINTAIMU .... WALAU SESAAT DALAM HIDUPKU..

MILIKILAH AKU .... SATU KALI SAJA

DAN AKU TAK AKAN PERNAH MENYESAL PERNAH MENGENALMU...

ONCE IN MY LIFETIME, I'VE FOUND MY SOULMATE ..

Puisi Angin

0 komentar

Hidupku kini kuserahkan pada angin….
Aku tak tahu……
ke mana ia akan membawa serta serpihan tubuhku…..
seperti dedaunan kering menyerahkan nasibnya pada angin,
seperti air, mengalir mengikuti lekuk tubuh sang sungai

Jangan tanya di mana jiwaku berada…..
ia berada entah di mana…..
seseorang t’lah membawanya pergi…
Jangan tanya akankah ia kembali??
AKU TAK TAHU…….!!!


Di titik Manakah Kita Berada ?

0 komentar
Kalau saja waktu bisa diputar balik,
dan bumi bisa dilipat....
tentu kita bisa bertemu sejak lama....

tapi ternyata lingkaran senantiasa bertemu dalam satu titik
dan kita pun bertemu...
seperti sebuah lingkaran,
pertemuan kita tidak pernah berada dalam titik yang sama
selalu berpindah, namun jaraknya tetap sama....

Pertemuan kita seperti gelombang lautan,
kadang surut, dan kandang naik
namun itu yang membuat segalanya tampak indah....
penuh tantangan,
penuh kelokan,
penuh dugaan.......

Antara tawa dan tangis tak lagi berbatas...
antara senyum dan kerutan tak lagi terpisah...
seperti titik embun menemu lautan.....
lenyap namun dia tetap ada.....

Hujan Bulan Juni ( Sapardi JD )

0 komentar

tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu

Aku Ingin ( Sapardi Joko Damono )

0 komentar

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu




aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Hujan Bulan April

0 komentar

Hari demi hari terlewati
Dengan bayangku tentangmu
Yang semakin menghilang, sunyi....
Dan membeku

semula tak pernah terlintas sedikitpun
bahwa kamu mulai retak
untuk kemudian pecah jadi ribuan keping tangis hati
sementara aku
masih mencoba untuk punguti
serpihan sisa tawamu
walau tanpa bentuk yang nyata...

Dan akhirnya
Melangkah ku menembus hujan...
Sendirian..........

Hujan Itu..

dik...
lihatlah hujan yang turun itu
airnya menetes satu-satu
jatuh ke pepohonan
basahi rumput yang haus

dik..
hujan itu indah
seindah senyummu yang mengembang
tatkala aku berceloteh
tentang sepotong kenangan
tentang jiwa yang mendamba
kesejukkan hujan dihatiku

dik..
hujan itu cantik sekali
secantik binar matamu
ketika kuajak engkau
menyusuri jalan setapak, menoreh cerita
tentang engkau dan aku

dik...
hujan itu menderas
sederas air mata yang mengalir dipipimu
saat aku menggores luka
menusuk perih hatimu

dik..
hujan itu basah
sebasah tubuhmu yang menggigil
berdiri di sudut senja
menanti aku kembali hingga senja berganti

dik..
hujan itu berhenti
mentari muncul lagi
maafkan aku yang tak dapat kembali
seandainya suatu saat nanti....
kau masih menanti aku disini..

Lelaki dan Hujan

0 komentar

Dahulu, angin pernah berbisik kepada hujan
Bahwa walau mereka tak bersama
Namun angin akan selalu menunggu
Sampai hujan datang kembali
Hujan memegang janji itu dan pergi menjauh
Singgah di tempat-tempat yang membutuhkan kehadirannya
Mengelana tanpa arah, dan mencari jalan kembali pulang kepada angin…
Ketika hujan kembali di tempat yang sama
Ia melihat angin bercumbu rayu dengan rembulan
Hilang segala janji, lepas segala asa…
Hingga hujan pergi menyerah kalah
Tercabik hatinya, jauh…sangat jauh…….
Ia mengamuk, melewati tempat2 dan meluluhkantakkannya
Mencipta badai, merupa banjir…

Namun lelaki itu berdiri di tengah amarah sang hujan
Tenang…tak bergeming meski sekitarnya tak lagi berbentuk
Ditatapnya sang hujan, dengan mata yang menghujam dalam
“mengapa engkau mengamuk serupa badai, wahai hujan yang indah ?”

“aku terluka oleh janji yang dikhianati…terperih oleh bibir yang mendusta”
Lalu menangislah hujan sedemikian nestapa, hingga airmatanya menjadi rinai yang menderas
Lelaki itu memeluk hujan dengan rengkuhan dalam dan membiarkan hujan membasahi tubuhnya dengan airmata
“Menangislah, namun jangan pernah meratapi”

Begitulah…hingga akhirnya hujan tak lagi bisa terpegang janji..
Tak pernah datang pada saatnya, tak pernah pergi ketika harus pergi..
Alam tak lagi bisa ditebak karena hujan tak lagi berkata-kata
Diam membisu sepuluh ribu bahasa, begitu senyap…..
Airmatanya mengering , kerontang bak batu cadas,
Hujan enggan mengelana, bersembunyi di sudut kelam
Tak seorangpun tau dimana ia,
Alam meretak panas, bumi tepecah retas,

Sampai suatu ketika, lelaki itu kembali menemuinya,
“hujan..tak lelahkah kau bersembunyi hingga entah nanti ?”

“aku lelah, teramat lelah….aku terluka parah..aku menyerah”

I”hidup bukan untuk ditangisi, hujan….
Hidup adalah berkah, kau adalah berkah, jangan menyerah kalah…”

“aku tercabik, tercekik tak sanggup memekik mengeluh sakit..”

“kembalilah..jutaan nafas menunggumu..
Berharap kau tak berlalu dengan bisu,
Bicaralah agar mereka mengertimu
Bicaralah, walau kau tak mau
Karena hanya kau yang mampu
Merubah dunia tak lagi sendu…”

“wahai malaikat penolong, katakan padaku apa yang tersisa
Setelah tak lagi ada seluruh asa
Terbungkam oleh rasa tak berdaya ?”

“saat ini, aku berdiri di sini untuk kau mengerti
Ku terjang mentari, ku tapaki titian pelangi
Karena ku tahu, disana kau bersembunyi
Menanti datang saat sunyi…
namun pelangi akan segera pergi
tak ada lagi tempat tuk lari,
hanya satu tempat tuk kembali…dalam pelukanku ini…”

hujan menatap sang lelaki
yang dilihatnya bukan ilusi atau imaji
diraihnya jemari lelaki ini
dan disentuhnya sepenuh hati

“aku akan pulang….asal kamu mau berjanji
Tak akan meninggalkanku sendiri…”

“hujan….hanya janji yang aku miliki…”
Direngkuhnya hujan dalam dekapan sang lelaki.